Posted in hari pendidikan nasional

Mengejar Mimpi, Menjaga Alam

d7d20a25098e90d62086bb43429ad93a--funny-things-funny-stuff
Sumber: Pinterest

Seperti yang kita ketahui, di bulan Mei terdapat hari yang bersejarah bagi Indonesia, diantaranya hari Pendidikan Nasional. Secara tidak langsung tokoh Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan terlihat jelas dalam pikiran kita.

Menurut Anda.. Apakah pendidikan itu penting bagi kehidupan? Mengapa?

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Pendidikan dapat menentukan dan menuntun masa depan serta arah hidup seseorang. Memang tidak semua orang berpendapat demikian, namun pendidikan tetap menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia. Melalui pendidikan, bakat serta keahlian seseorang akan terbentuk dan terasah. Pada umumnya, pendidikan dijadikan sebagai tolok ukur kualitas setiap orang.

Seberapa penting pendidikan bagi Anda?

Bagi saya, pendidikan sangat penting. Oleh karena itu pemahaman bagi orang tua zaman dahulu, mereka beranggapan “banyak anak banyak rejeki”, seiring berjalannya waktu, kepercayaan tersebut mulai pudar. Saat sekarang, pola pikir masyarakat Indonesia sudah modern dan terbuka, misalnya pemerintah mengupayakan program KB (Keluarga Berencana) bagi masyarakat dengan tujuan cukup memiliki dua orang anak, namun mampu memberikan bekal ilmu kepada anak-anaknya hingga menempuh pendidikan tertinggi dan menurut survei sebagian besar masyarakat mengikuti program KB tersebut, karena sangat disayangkan apabila memiliki banyak anak, tetapi tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang pendidikan yang tinggi di universitas.

Faktanya, pendidikan tertinggi saat ini di Indonesia yaitu minimal menyentuh gelar sarjana (S1) atau sarjana Strata 1 untuk memeroleh pekerjaan yang cukup benefit. Banyak sejumlah perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan dan mengutamakan lulusan S1. Untuk mendapatkan gelar S1 tersebut , maka pada semester akhir kita diharuskan membuat Skripsi. Mahasiswa yang mampu menulis Skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia.

Melalui tulisan ini, saya sangat mengapresiasi petisi “Gunakan E-Skripsi untuk Mengurangi Pemakaian Kertas” yang dibuat oleh teman saya yaitu Stefani Bunawati. Dalam petisinya, ia menyampaikan bahwa buku Skripsi tersusun dari kertas yang telah diolah dan dihasilkan dari ‘Pohon’. Misalkan dalam setahun saja terdapat 100.000 mahasiswa yang menyusun Skripsi dan Skripsi tersebut disusun menggunakan 100 lembar kertas.
Jika kita totalkan kertas yang digunakan oleh mahasiswa di Indonesia hanya untuk membuat Buku Skripsi yakni (100.000 x 100 = 10.000.000 lembar). Kita bayangkan, apabila pohon dapat diproduksi ketika sudah berumur 5 tahun dan menghasilkan 1 rim / 500 lembar kertas saja.

ARTINYA dalam setahun kita menebang :
10.000.000 : 500 = 20.000 BATANG POHON.
(Ingat! Dalam setahun 20.000 batang pohon hanya untuk Skripsi) .

Saya sebagai mahasiswa turut prihatin atas hal ini…sebab angka ‘kelahiran’ pohon lebih kecil daripada angka ‘kematiannya’.

Melihat kondisi alam yang mulai kritis , saya merasa khawatir dengan kelestarian alam. Saya berharap, suatu hari Skripsi tidak perlu dicetak menggunakan kertas, tetapi bisa melalui flashdisk atau diunggah ke sebuah situs resmi yang dapat menampung semua Skripsi yang dibuat oleh mahasiswa se-Indonesia.

Menempuh pendidikan setinggi mungkin untuk mencapai impian, memang penting tetapi kita juga harus menjaga kelestarian alam. Jika hidup bijaksana dengan alam maka alam tersenyum damai melihat kesuksesan kita.

Apabila Anda setuju dengan petisi tersebut, Anda bisa mengunjungi link ini  …

Terima Kasih 🙂

Author:

Hi there, I'm Mitchella! Welcome to my little space on the web! This space serves all my thoughts. Take a look around and stay awhile!

One thought on “Mengejar Mimpi, Menjaga Alam

Leave a comment